Kamis, 22 Agustus 2013

Rahasia Shalat Dhuha

Shalat Dhuha ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari ketika matahari naik, kira-kira 7 hasta, hingga sebelum waktu dzuhur, sedikitnya dikerjakan sebanyak dua rakaat hingga dua belas rakaat. Shalat ini lebih baik jika dikerjakan waktu panas/udara sedang terik.
Dari Zaid bin Arqam, bahwasanya: Nabi Muhammad s.a.w keluar menuju tempat Ahli Qubaa. Waktu itu mereka sedang mengerjakan shalat Dhuha. Sabda beliau, “inilah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah, yakni pada saat anak-anak unta bangkit karena kepanasan waktu Dhuha.” (HR. Ahmad - Muslim)
Shalat Dhuha merupakan shalat sunnah muakkad. Yang artinya sunnah yang mendekati wajib. Sunnah yang teramat penting. Kalau sunnah muakkad ditinggalkan akan berpengaruh kepada kesehatan, rezeki, nasib dan kualitas hidup kita. Seperti halnya sunnah rawatib yang menjadi pasangan dari shalat wajib, itu juga sunnah muakkad. Bila tidak dilaksanakan maka ibarat burung yang punya sayap dan tidak mau terbang. Amal kita tidak akan naik ke atas langit bila sunnah muakkad (rawatib) ditinggalkan. Begitu juga shalah Dhuha. Darimana dasarnya, ada satu riwayat dari Abu Hurairah yang mewasiatkan tiga hal yang tidak akan pernah aku tinggalkan, salah satunya adalah sholat Dhuha.
Kenapa kita dianjurkan untuk Shalat Dhuha?

Sebenarnya manusia itu makhluk terbaik diantara makhluk-makhluk lainnya. Dalam diri manusia, ada kebutuhan yang sifatnya lebih dalam. Salah satunya adalah kebutuhan batin. Ketika kebutuhan batinmu sudah terpenuhi, tentu saja akan menguatkan benteng pertahanan dalam diri. Kalau ada masalah yang harus diselesaikan, nggak bakal deh batinmu dipenuhi berjuta prasangka negative. Karena, aspek rasa kamu udah kuat untuk melakukan pertahanan diri.
Ketika kamu menghadapi ujian di sekolah, muncul rasa percaya diri. Akibatnya, tentu saja hasilnya bakal setangguh benteng di Kerajaan Romawi. Jika disodorkan soal ulangan, nggak lantas bercucuran keringat dingin. Inilah cirri orang yang sudah terbangun karakter pribadinya. Orang itu nggak “buta” rasa, sampai-sampai soal yang begitu mudah, serasa susah betul dikepala. Pengalaman membuktikan bahwa hampir setiap orang yang nggak tenang ketika mengisi soal SNMPTN, banyak yang jawabannya meleset. Nggak rileks gitu. Inilah orang yang “buta” rasa.
Nah, Shalat Dhuha itu adalah semacam menu makanan bagi perasaan dan batin kamu. Kalau sudah biasa melakukannya, aspek rasa kamu nggak bakal deh kelaparan.
Selain itu, Shalat Dhuha sangat banyak sekali manfaatnya, juga sangat besar fadhilahnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hal ini lebih baik jika kita melakukannya secara terus menerus/langgeng. (Shalat Dhuha – Drs. Mohammad Anwar).
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
>> 4 Rakaat
Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menunaikan shalat Dhuha?” Aisyah menjawab: “Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.” [HR. Muslim dan Ibnu Majah]
>> 12 Rakaat
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”. [HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
>> 8 Rakaat
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata: “Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”. Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”. Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”. Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.” [HR. Muslim]
The Secret of Dhuha
”Siapa orang melaksanakan sholat subuh secara berjamaah kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah SWT hingga terbit matahari kemudia dia melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat maka dia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna dan sempurna.”
Di hadits lain Rasulullah bersabda ketika menjelaskan bahwa sholat Dhuha menjadi penggugur dosa-dosa setiap hambanya.
Riwayat imam Tirmidzi, beliau bersabda ”siapa orang yang mendawamkan, membiasakan melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat saja niscaya dosanya diampuni oleh Allah sekalipun dosanya sebanyak buih di lautan”
Rasulullah pernah bersabda pula dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Nanti pada hari kiamat akan ada sebuah pintu yang disebut dengan pintu Dhuha. Pada saat itu malaikat akan berseru mana orang-orang yang semenjak di dunia mendawamkan membiasakan sholat Dhuha, inilah pintu kalian, silahkan masuk kedalam surga.”
Lalu kenapa kita tidak terbiasa melaksanakan shalat Dhuha?
Paling tidak ada tiga alasan mengapa kita menjadi tidak terbiasa melaksanakan shalat Dhuha ini, antara lain:
1. Tidak tahu, kalau kita tahu niscaya kita akan terdorong untuk terbiasa melakukan sholat Dhuha.
2. Tidak terbiasa berada di tengah-tengah orang yang rajin dan terbiasa melakukan sholat Dhuha.
3. Sistem pendidikan kita secara tidak sadar membuat kita tidak terbiasa melakukan sholat Dhuha, tidak terbiasa mencintai Rasulullah. Dari sebab tidak dikenalnya sholat Dhuha sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.
Tata Cara Shalat Dhuha
Sebelum kamu Shalat Dhuha, tentunya harus berwudhu terlebih dahulu. Fungsinya adalah untuk menyegarkan dan membersihkan kotoran yang menempel ditubuhmu. Setelah itu, kamu ucapkan niat menunaikan Shalat Dhuha hanya untuk Allah SWT. Semata.
Pada rakaat pertama, setelah kamu membaca Surah Al-Fatihah, disunahkan membaca Surah Al-Syams.
Kenapa Surah Al-Syams?
Karena sesuai dengan artinya, yakni matahari. Kamu mesti seperti matahari yang setiap hari terus menyinari dunia. Nggak pernah diriwayatkan bahwa matahari protes kepada Allah SWT. atas pekerjaannya itu.
Lantas, kenapa pada rakaat kedua kita disunahkan membaca Surah Al-Lail?
Karena malam hari adalah sebuah gambaran yang bias kamu ambil pelajarannya. Karena gelap malam harus dijadikan sebagai waktu untuk beristirahat dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan pada siang harinya.
Jadi, ada kesinambungan yang teru-menerus antara siang dan malam atau antara matahari dan bulan.
Shalat Dhuha dilakukan secara munfarid (nggak berjamaah alias sendirian). Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat, caranya sebagai berikut:
Berniat dalam hati berbarengan dengan takbiratul ihram, seperti: “Aku berniat Shalat sunnah Dhuha karena Allah”;
Membaca do’a iftitah;
Membaca Surah Al-Fatihah;
Membaca salah satu surah dalan Al-Qur’an (lebih utama membaca Surah Al-Syams);
Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali;
I’tidal dan membaca bacaannya;
Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali;
Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya;
Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali.
Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara tadi, kemudian…..
Membaca Surah Al-Fatihah;
Membaca salah satu surah dalan Al-Qur’an (lebih utama membaca Surah Al-Lail);
Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali;
I’tidal dan membaca bacaannya;
Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali;
Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya;
Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali.
Tasyahud akhir;
Salam.
Kalau kamu masih mau melakukan dua rakaat lagi, lakukanlah. Itu terserah kamu, yang jelas, Shalat Dhuha—dari sisi bacaan dan gerakan—ternyata punya manfaat yang besar untuk membangun karakter pribadi kamu. Setelah kamu selesai menunaikan Shalat Dhuha, berdo’alah kepada-Nya sebagai berikut:
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.
Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

sumber : http://selviaharumsari.blogspot.com/2010/12/secret-of-dhuha.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar